Setiap perayaan Hari Guru,
sekolahku selalu mengadakan upacara pagi serta mengadakan berbagai macam lomba
untuk seluruh warga sekolah. Setelah selesai mengadakan upacara pagi, acara
dilanjutkan dengan memberi bunga mawar kepada guru-guru favorit siswa.
Padat merayap seluruh siswa
berebut memberikan bunga mawar kepada guru favorit mereka yang telah berbaris
lurus didepan lapangan bola dengan memaka pakaian dinas berwarna coklat. Hiruk pikuk
tak terelakkan pada saat itu, aku yang kurang menyukai keramaian lebih memilih
untuk mengalah dan memberikan bunga pada saat siswa sudah mulai pergi atau sedikit.
Aku melihat keramaian siswa yang
antusias dengan acara ini dari jauh, aku duduk di tempat duduk depan kelas XI
IPS sambil senyum melihat tingkah mereka. Tiba-tiba, seorang lelaki yang tak
lain adalah sahabatku sejak SMP mendatangiku dan menemaniku duduk ditempat itu.
“kau gak ikut ngasi bunga ke
guru-guru,Qis?” katanya sambil melihat kearah kerumunan tanpa menoleh kearahku.
“nanti aja kalo udah sepi, kau tau sendirilah aku gak suka dengan keramain. Kau
kenapa gak ngasih ke guru?” kataku sambil melihat bunga yang kupegang untuk
kuberikan kepada guru favoritku. “gak mau ah, buat apa. Mereka udah dapat
banyak, ini buat kau aja” ia menyodorkan bunga mawar merah dan putih tepat
didepan wajahku. “kau korupsi ni, aturannya kan untuk guru, malah kau kasi ke
aku” kataku. “gak apa, untuk kau aja, kau mau kuliah jauh, gakbisa ketemu lg
kita nanti, aku gak bsa ngasi apa-apa ke kau” katanya. Lalu aku mengambil bunga
itu dengan tersenyum sambil meringis menunjukkan gigiku yang dipagar oleh kawat
gigi.
Sepulang sekolah, aku langsung
membawa bunga bunga itu kemeja belajarku dan kuletakkan di vas bunga yang
memang sudah tersedia diatas meja. Jadi setiap aku pindah rumah kemanapun,
bunga ini tak akan pernah berpindah dari tempatnya karena bunga ini pemberian
sahabatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar