Sabtu, 28 Desember 2013

Friendzone

Laki-laki dan perempuan diciptakan memang berbeda, saling mengisi dan saling melengkapi. Pun demikian dalam pertemanan yang dijalin oleh seorang laki-laki dan perempuan, tak sedikit yang mampu menahan gejolak ‘rasaa’ yang ditimbulkan dari sebuah status ‘teman’ diantara mereka. Kebanyakan terjebak dalam ruang yang disebut “friendzone”

Jumat, 02 Agustus 2013

Cerita Dari Kamar day 3: Bunga Mawar Merah dan Putih



 
Setiap perayaan Hari Guru, sekolahku selalu mengadakan upacara pagi serta mengadakan berbagai macam lomba untuk seluruh warga sekolah. Setelah selesai mengadakan upacara pagi, acara dilanjutkan dengan memberi bunga mawar kepada guru-guru favorit siswa.
Padat merayap seluruh siswa berebut memberikan bunga mawar kepada guru favorit mereka yang telah berbaris lurus didepan lapangan bola dengan memaka pakaian dinas berwarna coklat. Hiruk pikuk tak terelakkan pada saat itu, aku yang kurang menyukai keramaian lebih memilih untuk mengalah dan memberikan bunga pada saat siswa sudah mulai pergi atau sedikit.
Aku melihat keramaian siswa yang antusias dengan acara ini dari jauh, aku duduk di tempat duduk depan kelas XI IPS sambil senyum melihat tingkah mereka. Tiba-tiba, seorang lelaki yang tak lain adalah sahabatku sejak SMP mendatangiku dan menemaniku duduk ditempat itu.
“kau gak ikut ngasi bunga ke guru-guru,Qis?” katanya sambil melihat kearah kerumunan tanpa menoleh kearahku. “nanti aja kalo udah sepi, kau tau sendirilah aku gak suka dengan keramain. Kau kenapa gak ngasih ke guru?” kataku sambil melihat bunga yang kupegang untuk kuberikan kepada guru favoritku. “gak mau ah, buat apa. Mereka udah dapat banyak, ini buat kau aja” ia menyodorkan bunga mawar merah dan putih tepat didepan wajahku. “kau korupsi ni, aturannya kan untuk guru, malah kau kasi ke aku” kataku. “gak apa, untuk kau aja, kau mau kuliah jauh, gakbisa ketemu lg kita nanti, aku gak bsa ngasi apa-apa ke kau” katanya. Lalu aku mengambil bunga itu dengan tersenyum sambil meringis menunjukkan gigiku yang dipagar oleh kawat gigi.
Sepulang sekolah, aku langsung membawa bunga bunga itu kemeja belajarku dan kuletakkan di vas bunga yang memang sudah tersedia diatas meja. Jadi setiap aku pindah rumah kemanapun, bunga ini tak akan pernah berpindah dari tempatnya karena bunga ini pemberian sahabatku.

Cerita Dari Kamar day 2: Bingkai Foto Berbentuk Pantai




Masih sama saat ulangtahunku yang ke 17, seorang sahabaku bernama Putri, memberiku sebuah kado berbentuk persegi panjang dibalut kertas kado berwarna kuning (kalo gak salah). saat aku membuka kado tersebut, ternyata isi kado itu adalah sebuah bingkai foto berbentuk pantai dengan hiasan bintang laut serta seorang gadis yang sedang duduk diantara 2 kotak tempat foto akan dimasukkan.

Malam itu juga, aku meletakkan bingkai foto tersebut diatas meja belajarku, ku isi bingkai foto itu dengan foto-foto ku serta sahabatku semuanya, terlihat wajah-wajah penuh ceria diraut muka kami, saling berpelukan dan tertawa lepas seakan tidak ada beban diantara kami semua.




Cerita Dari Kamar day 1: Boneka Teddy Bear


2 tahun yang lalu tepat tanggal 22 Oktober 2011 seorang lelaki yang saat itu menjadi kekasihku, memberikan sebuah boneka Teddy Bear besar ukuran seorang anak kecil berumur 3 tahun. Boneka itu kuberi nama “Bebe”.

Hari itu adalah hari spesial untukku, karena tepat hari itu ialah hari ulangtahun ku yang ke 17. Tentu saja seluruh remaja menantikan saat-saat usia mereka beranjak 17 tahun karna dalam pemikiran demikian orang, umur 17 adalah patokan menjadi seseorang yang tumbuh menjadi dewasa. Pun aku demikian, tapi tidak ada yang spesial dari pagi hingga siang, hanya ucapan via telepon dan via sms yang kuterima dari sahabat-sahabat serta saudara-saudara, tentu saja ia menjadi orang pertama yang memberi ucapan.

Sore itu, jam 16.00 WIB, semua sahabat-sahabatku datang kerumah. Mereka membawa kado dan 2 buah kue ulangtahun yang masih hangat (aku tahu mereka membuatnya khusus untukku). Dan saat kami semua memakan kue ulangtahun serta membuka kado yang mereka beri, tiba-tiba seorang lelaki yang sudah setahun bersamaku itu datang dengan melemparkan senyum serta membawa sebuah bingkisan dibalik badannya. Saat ia berdiri tepat di depanku, ia menyodorkan sebuah bingkisan besar dan sangat lucu, ia berkata “Selamat ulangtahun, Qis. Semoga suka dengan kado ini” saat itu juga mataku berkaca-kaca karena terharu dengan kado yang ia bawa, dan ia sangat tahu bahwa aku ingin sekali boneka Teddy Bear yang ada di Teddy House.

Semenjak saat itu, Bebe selalu menemani tidurku setiap waktu walaupun kini kami sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi, ia selalu kubawa tidur dan kubawa kemanapun apabila liburan atau berpegian. Aku juga rajin me-laundry dia tiap 3 bulan sekali.

Rabu, 15 Mei 2013

Salah Jatuh Cinta




Mungkin sebagian dari kita pernah mengalami yang namanya salah jatuh cinta. Yap. Salah masuk kelubang yang sebenarnya tak kita inginkan dan terjebak didalamya. Sebenarnya kita tak ingin namun tetap saja kita jalani. Bukan karena sayang, tapi karena rasa penasaran, kesepian atau rasa kasihan. 

Dalam hal ini, ada seseorang yang akan tersakiti bahwa faktanya seseorang yang dia incar tak menyukainya, ia menerimamu atas dasar itu tadi, kasihan. Kamu harus tahu bila hubungan yang didasari atas dasar kasihan, bila diteruskan akan menjadi bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu. 

Bukan maksud mempermainkan atau ingin menyakiti, tapi disini hati yang berbicara. Kamu ingin melepaskan tapi belum mau untuk melakukan. Salah jatuh cinta sangat tidak enak. Karena kita menjalaninya dengan setegah hati. 

Ada juga salah jatuh cinta atas dasar paksaan dari teman atau keluarga, mereka mencoba menjadi mak comblang untukmu agar kamu tak kesepian lagi, kamu ingin menolak namun tak sanggup dikarenakan segan atau sungkan.

Saya tau rasanya salah jatuh cinta itu gimana, saya juga pernah mengalami. Mungkin pelajaran yang dapat saya ambil dari kejadian ini adalah “jangan pernah memberi harapan pada seseorang apabila kamu tak ingin kepadanya” karena jika kamu memberinya harapan, maka kemungkinan besar akan adanya zona salah jatuh cinta berpeluang besar.

Senin, 13 Mei 2013

Petemuan Tak Terduga



Halo matahari, siang ini kamu begitu panas tak seperti biasanya, apa gerangan yang membuatmu demikian? Apakah ada seseorang yang melukaimu? Ah semoga saja tidak.

Pagi ini, aku tak sengaja melihat temanku berbalas mention dengan dia, iya dia. Dia yang 9 bulan lalu telah berhasil merontokkan hatiku hingga berkeping-keping tak berbentuk lagi. Jujur, setelah dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, aku tak pernah bertemu denganya walaupun kami tinggal dalam satu lingkungan. Aku rindu tapi tak ingin kembali. Seperti apa dia sekarang? Apakah seperti dulu? Karena rasa penasaran yang menggebu, akhirnya aku mencoba membuka profil twitter dia, dan membuka avatarnya, wahh dia masih seperti yang dulu, hanya saja rambutnya lebih panjang tak seperti saat dia bersamaku dahulu. Karena mengenang dia membuat hati ini sakit, aku memutuskan menutup dan kembali berbalas mention dengan teman-temanku.

Jam dinding bulat berwarna pink di kamar telah menunjukkan pukul 09.00. Aku bersiap-siap berangkat kesekolah karena rindu suasana kelas dan rindu teman-teman. Diperjalanan menuju sekolah, aku bergumam sendiri sembari melihat jalan yang dipenuhi debu karena pembangunan perumahan baru. “Ya Allah, sudah hampir 9 bulan setelah hubungan kami kandas, aku tak pernah bertemu dengannya. Padahal kami berada dalam satu tempat. Apa Kau tak mengizinkan kami untuk bertemu agar hati ini tidak merasakan sakit lagi?”
Matahari kian liar dan menunjukkan keganasannya, terbukti pada pukul 13.00 suasana begitu panas mencekam, aku memutuskan untuk pulang dan tidur karena kepala mulai tak bersahabat. Diperjalanan menuju rumah, aku terkejut. Terkejut karena berpapasan dengan seseorang yang sangat aku kenal. Yap benar. Dia. Aku memacu motor dengan kencang, dia mengejar. Aku sengaja mengerem dan dia mengerem juga. Sekarang posisi kami sejajar. “Kok kabur?” katanya sambil membuka kaca helm sambil tersenyum. “Lagi malas aja, udahlah pergi sana” kataku ketus. “Nggak mau. Mau disini aja. Yok jalan barengan. Panas nih” katanya sambil nyengir kuda karena kepanasan. “Nggak. Aku muter aja. Malas jumpa kau” akhirnya aku memutar arah dan segera pergi meninggalkan dia yang masih terdiam ditempat ia berada.

Aku tak tau apa tindakanku ini benar atau tidak, yang jelas setiap melihat atau mengingat dia, hati ini menolak da nada rasa ‘sakit’ yang masih memendam dalam dada. Tuhan, apa maksud rencanamu barusan? Bukankah aku berkata padamu tadi bahwa k ami tak pernah bertemu setelah apa yang terjadi. Apa kau sengaja mempertemukan kami dalam situasi tadi? Entahlah. Apapun alasan-Mu, aku ingin mengucapkan terimakasih, berkat pertemuan tadi, rinduku padanya dapat tersalurkan walaupun tak banyak.