Senin, 13 Mei 2013

Petemuan Tak Terduga



Halo matahari, siang ini kamu begitu panas tak seperti biasanya, apa gerangan yang membuatmu demikian? Apakah ada seseorang yang melukaimu? Ah semoga saja tidak.

Pagi ini, aku tak sengaja melihat temanku berbalas mention dengan dia, iya dia. Dia yang 9 bulan lalu telah berhasil merontokkan hatiku hingga berkeping-keping tak berbentuk lagi. Jujur, setelah dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, aku tak pernah bertemu denganya walaupun kami tinggal dalam satu lingkungan. Aku rindu tapi tak ingin kembali. Seperti apa dia sekarang? Apakah seperti dulu? Karena rasa penasaran yang menggebu, akhirnya aku mencoba membuka profil twitter dia, dan membuka avatarnya, wahh dia masih seperti yang dulu, hanya saja rambutnya lebih panjang tak seperti saat dia bersamaku dahulu. Karena mengenang dia membuat hati ini sakit, aku memutuskan menutup dan kembali berbalas mention dengan teman-temanku.

Jam dinding bulat berwarna pink di kamar telah menunjukkan pukul 09.00. Aku bersiap-siap berangkat kesekolah karena rindu suasana kelas dan rindu teman-teman. Diperjalanan menuju sekolah, aku bergumam sendiri sembari melihat jalan yang dipenuhi debu karena pembangunan perumahan baru. “Ya Allah, sudah hampir 9 bulan setelah hubungan kami kandas, aku tak pernah bertemu dengannya. Padahal kami berada dalam satu tempat. Apa Kau tak mengizinkan kami untuk bertemu agar hati ini tidak merasakan sakit lagi?”
Matahari kian liar dan menunjukkan keganasannya, terbukti pada pukul 13.00 suasana begitu panas mencekam, aku memutuskan untuk pulang dan tidur karena kepala mulai tak bersahabat. Diperjalanan menuju rumah, aku terkejut. Terkejut karena berpapasan dengan seseorang yang sangat aku kenal. Yap benar. Dia. Aku memacu motor dengan kencang, dia mengejar. Aku sengaja mengerem dan dia mengerem juga. Sekarang posisi kami sejajar. “Kok kabur?” katanya sambil membuka kaca helm sambil tersenyum. “Lagi malas aja, udahlah pergi sana” kataku ketus. “Nggak mau. Mau disini aja. Yok jalan barengan. Panas nih” katanya sambil nyengir kuda karena kepanasan. “Nggak. Aku muter aja. Malas jumpa kau” akhirnya aku memutar arah dan segera pergi meninggalkan dia yang masih terdiam ditempat ia berada.

Aku tak tau apa tindakanku ini benar atau tidak, yang jelas setiap melihat atau mengingat dia, hati ini menolak da nada rasa ‘sakit’ yang masih memendam dalam dada. Tuhan, apa maksud rencanamu barusan? Bukankah aku berkata padamu tadi bahwa k ami tak pernah bertemu setelah apa yang terjadi. Apa kau sengaja mempertemukan kami dalam situasi tadi? Entahlah. Apapun alasan-Mu, aku ingin mengucapkan terimakasih, berkat pertemuan tadi, rinduku padanya dapat tersalurkan walaupun tak banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar