Jumat, 10 Mei 2013

Karena Memperjuangkanmu adalah Caraku Memperlakukanmu


Harus berapa malam lagi yang harus aku habiskan dengan air mata ini? Harus berapa waktu lagi yang harus aku sia-sia kan cuma untuk memikirkan kamu dan semua kenangan-kenangan kita yang sudah menjadi abu dan terbang dibawa angin menuju tempat yang dinamakan "masa lalu". Ajari aku melawan rindu, agar hati ini tak selalu merasakan pilu dikarenakan memikirkanmu. Aku mengerti, bahwa meratapimu tak akan membuatmu kembali dalam genggamanku, tapi aku bisa apa selain menangis? Aku tak sekuat kamu yang dengan gampang melupakan aku yang pernah berada di hidupmu. Wanita memang begitu, lebih mengandalkan perasaan ketimbang logika. Bukankah itu istimewanya perempuan, kan?

Aku berusaha memahamimu,mungkin kau sedang tak ingin diganggu dan ingin menenangkan hati serta pikiran dengan semua kemelut yang membelit tentang kita. Tapi tahukah kau bahwa aku disini selalu gelisah menanti kabarmu yang tak kunjung tiba?

Ah... seharusnya aku tak mengabarimu, agar hati ini tak merasa merindu dengan sosokmu yang kian meredup. Harusnya aku sadar, bagaimanapun usahaku untuk memperjuangkanmu dengan cara apapun, hasilnya akan nihil dan sia-sia. Karena hanya aku yang berjuang, sementara kamu hanya dian dan tak mau tahu tentang keadaan. Apalagi yang bisa aku lakukan selain menunggumu mengerti tentang semua ini? Apa kurang jelas perhatian dan waktu yang aku berikan untukmu? Apa usaha yang aku lakukan padamu masih kurang jelas untuk kau lihat?

Buka matamu! Ada aku yang selali berusaha ingin disampingmu walaupun kau tak menganggapku demikian. Tak bisakah aku mengisi ruang dihatimu sedikit saja? Tak bisakah kau melihat ke arah ku sebentar saja? Kapan kau mengerti bahwa aku selalu ada untukmu walaupun kau tak meminta itu? Aku lelah... Aku lelah memperjuangkan "kita" sendirian. Aku butuh kamu untuk menjadi "kita" yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar