Selasa, 26 Februari 2013

Mata Itu



Tak sengaja mata ini bertemu dan bertatapan langsung dengan mata teduh itu, ya itu adalah matamu. Mata yang dapat membuatku terdiam sesaat karena melihatnya, mata yang membuatku berfikir bahwa aku sudah mengenalmu sangat lama padahal kita baru pertama kali berjumpa, mata yang selalu memperlihatkan keramahan akan dirimu.
Saat mata ini tak lelah untuk selalu melihatmu, kau memberikan senyum kepadaku yang membuat aku semakin… aaah terpesona. Cara pandangmu, cara bicaramu, cara teguranmu, keramahanmu membuatmu mendapatkan nilai lebih dimataku.
Hanya dengan melihatmu saja sudah cukup membuat hati ini senang, apalagi kalau mengetahui namamu dan mengenalmu lebih jauh, tapi itu cuma anganku semata; mimpi.
“kenalan dulu yokk” sapanya , “ngga mau ah kamu kan habis deceplokin telor, kamu bau” kataku , “oh iyaa, eh tapi ga bau kok, gapapa” katanya sambil mengelap tangannya ke baju kaos berwarna ungunya dan mengulurkan tangannya di hadapanku, “ngga mau ah” kataku , lalu dia berkata “yaudah gini aja kenalannya” sambil memberikn aku jari telunjuk “aku fauzan” aku membalas uluran telunjuk itu dengan telunjuk ku juga “aku balqis” dan sebuah senyum sama-sama mengembang dimuka kami berdua.

Cinta Pertama


“Namun takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupku yang tlah terukir abadi sebagai kenangan yang terindah” sepenggal lagu ini masih terngiang-ngiang didalam fikiranku sampai sekarang, entah kenapa setiap mendengar lagi itu mengingatkan pada masa-masa dimana ‘kita’ dulu yang diperbudak dengan yang namanya ‘cinta monyet’, haha klise kalau mengingat 2 anak ingusan yang sok mengenal arti cinta pada waktu itu, ya, kita.
Malam ini cuaca di kotaku dingin, bagaimana cuaca malam ini dikotamu? Apakah kota kita sama-sama diselimuti hawa dingin juga? Dinginnya malam memaksaku untuk tidak melalukan apapun selain berbaring dikasur sambil memasang headphone di telingaku. Asal kamu tau, malam ini handphone ku memutar playlist Samsons-Kenangan Terindah, aku yakin kamu tau apa maksud dari lagu itu.
Cinta pertama, bagaimana kabarmu saat ini? Apakah kau baik di seberang pulau sana? Aku harap begitu, sebab namamu selalu kuselipkan disetiap tadahan tanganku kepada Allah setiap 5 waktu setelah aku mendoakan kedua orang tuaku dan diriku sendiri.
Untuk kamu cinta pertama, sedang apa dirimu? Apakah selama bertahun-tahun tidak bertemu, kau pernah memikirkanku? Setidaknya mengingatku sebentar saja. Apakah kau masih seperti dulu? Berbadan kurus tinggi dengan rambut lebatmu itu? apakah suaramu masih seperti dulu? Ringan dan selalu terdengar teduh apabila mendengarnya.
Sebentar lagi aku akan pindah ke kotamu, apakah mungkin bila kita bertemu suatu waktu disana? Bukan untuk membahas masa lalu kita karena menurutku masa lalu tak perlu dibahas, tapi untuk menyambung tali silaturahmi kita yang sempat renggang akibat jarak ratusan kilometer yang memberi sekat-sekat diantara kita.
Aku harap kau tidak berubah menjadi seseorang yang tak ku kenal lagi. Aku harap kau masih mengenaliku sebagai temanmu, bukan masa lalu. tapi bagaimanapun kau tetap cinta pertama, yang kita tahu sendiri bahwa cinta pertama sangat sulit dilupakan. Cinta pertama tak harus menjadi pacar pertama, kadang cinta pertama adalah cinta tertunda.

Kemana Aku Akan Melangkah?


Detik waktu terus berputar seiring berjalannya waktu, tak terasa hari H menuju ujung langkah  masa depan telah terlihat, mereka sibuk memilih jurusan dan tempat pendidikan yang telah ia tetapkan untuk dijadikan pilihan menuju gerbang masa depan, pun denganku. Aku memilih untuk melanjutkan studi di kota istimewa tempat kelahiranku, Jogjakarta. Semoga saja Allah merestui , Amin.
Disaat ini, waktu terus mengejarku dan memaksaku untuk berlari mencapai garis finish dimana titik aku akan memulai sesuatu. Pikiran dan tenaga telah habis terforsir dalam masa sekarang ini, untuk waktu bermain pun tidak ada, yang ada hanya kumpulan kertas-kertas SKL, simulasi soal-soal UN dan buku detik-detik menuju UN yang menjadi santapanku tiap hari.
Masa-masa yang melelahkan bagi pelajar tingkat akhir, begitu banyak tumpukan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, belum lagi bertubi-tubi ujian praktek maupun teori telah menanti diujung bulan Maret dan finally di tengah bulan April, kami akan menghadapi perang yang sesungguhnya, Ujian Nasional.
Kecemasan tak berhenti sampai tugas, klimaks sesungguhnya adalah pada saat mengetahui bahwa paket UN ada 20 soal, bagaimana mungkin pelajar dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda bisa disamaratakan dengan paket 20 soal yang menurutku tidaklah mudah. Bagaimana siswa kelas akhir yang berada di desa-desa? Apakah mereka dapat mengerjakan soal 20 paket dengan tingkat pendidikan yang minim?
Sungguh, ini membuatku berfikir lagi kemana aku akan melangkah. Jika langkah yang aku pijak salah, berarti masa depan yang suram sudah menungguku diujung jalan. Siapa yang dapat membantu kita? Jawaban Cuma 1, Allah yang Maha Satu.
Lancarkan jalanku menuju masa depan, luluskanlah aku dalam Ujian Nasional dan test Universitas, lapangkanlah hati dan fikiranku untuk dapat menerima dan menyerap setiap pelajaran yang kuterima ya Allah, Amin.

Jumat, 08 Februari 2013

TWESCO



TWESCO adalah singkatan dari TWElve Science One (12 IPA 1). Sebelum jadi TWESCO, dulu itu namanya STW, apa lagi itu STW? STW itu Science Two Wonderland. Kenapa harus wonderland? Karena dibalik kata wonderland tersimpan banyak cerita yang mewakili cerita tentang kelas kami.
Terbentuk dari pembagian kelas 1 menurut jurusan dan kami mendapat kelas disamping kantin pada waktu itu, awal mula masuk ke kelas ini, kami merasakan perasaan yang kurang nyaman atau asing, karena kami disini sebagian besar belum saling mengenal, beberapa teman berbeda jurusan atau berbeda kelas dengan kami. Singkat cerita karena kami saling bertemu, belajar bersama, bercanda bersama dalam waktu yang intens, akhirnya kami mulai memiliki rasa saling sayang dan mulai mendalami satu sama lain *halah dan akhirnya kami berfikir dalam hati ‘enak juga di kelas ini’ dan mulailah muncul benih-benih nyaman dihati kami semua *eh.
Peristiwa yang kami alami sangat banyak, mulai dari bermasalah dengan guru mata pelajaran yang menyebabkan 1 kelas terkena imbasnya dan membuat surat perjanjian, ketangkap basah saat bermain catur dibelakang kelas, kesalahpahaman guru dengan murid yang meyebabkan salah seorang teman kami mengamuk, 7 dari 35 siswa TWESCO berjualan makanan dikelas dan Alhamdulillah selalu laris manis diborong manusia-manusia yang dilanda kelaparan, yang paling trending topic yaitu adanya cinta lokasi yang telah menghasilkan 4 sejoli dikelas *ciyee , lalu mengadakan tournament catur dan bingo, bakar ayam satu kelas, buka bersama saat bulan ramadhan, bermain kembang api yang menyebabkan hampir terbakarnya mobil jus yang disebabkan oleh teman kami, dan beberapa peristiwa yang tidak cukup untuk dituliskan.
            TWESCO ibarat rumah dan keluarga kedua bagi kami, seperti layaknya keluarga yang memiliki orangtua , kami disini juga mampunyai itu, yaitu Pak Rudi. Pak Rudi bagaikan Hercules yang tak lelah membimbing, men-support dan mengarahkan kami untuk menjadi manusia yang berguna dikemudian hari, terimakasih, Pak.
            Kami bukanlah kelas dengan prestasi yang membanggakan, bukan juga kelas yang beranggotakan murid-murid yang pandai dalam hal akademis dan non-akademis , dan kami bukan juga kelas yang bisa dikatakan rajin dan penurut. Kami adalah kami, dengan kesederhanaan dan tekad yang tinggi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
            Seperti buku tahunan yang berisi kenangan peristiwa ini, seperti itulah TWESCO didalam hati, apabila rasa rindu melanda dan ingin mengenang, bukalah lembaran demi lembaran dalam buku ini, apabila sudah selesai, tutup dan simpanlah sebagai kenangan yang akan tersimpan didalam hati masing-masing.