Tak terhitung berapa jumlah bulir
air mata yang sudah aku tumpahkan untuk hal yang tidak ada gunanya sama sekali.
Ya, aku menangisi seseorang yang belum tentu ia akan menangisiku juga, atau
bahkan ia tidak ingat lagi kepadaku. Kau begitu mudah melupakan sesuatu yang
menurutku sangat sulit untuk aku lupakan. Kau begitu mudah melupakan aku;kita,
sementara aku begitu sulit untuk melupakan kamu;kita.
Tidak kah kau ingat bagaimana
kejadian dan kenangan-kenangan yang telah kita alami selama 589 hari ? tidak
kah kau merasakan kehilangan seseorang yang selalu ada disampingmu setiap saat?
Tidak kah kau merindukan canda tawa tangis bahagia bersamaku selama kita
bersama? Tidak kah kau merasa sedih ketika kita memutuskan untuk mengambil
jalan sendiri-sendiri?
Tahukah kamu bahwa setiap
menangisimu membuatku sesak karena selalu menangisi yang tidak nyata, selalu
menangisi masa lalu yang tidak akan mungkin kembali, selalu menangisi kenangan-kenangan
yang selalu menari-nari dalam otakku, selalu menangisi seseorang yang sudah
menjadi bagian penting dalam hidup, selalu menangisi setiap detik penyesalan
mengapa semua bisa terjadi, selalu menangisi kecerobohan yang menyebabkan kita
terpisah.
Rindu yang tidak dapat dibendung
ini menyebabkan dinding mataku roboh, menjadi serpihan kaca-kaca yang siap
jatuh menyusuri pelupuk mataku yang siap membanjiri seluruh wajahku. Aku rapuh,
rapuh karena hati tak lagi sanggup menahan rasa sedih yang bergejolahk
didalamnya. Aku lemah, lemah karena tidak sanggup melakukan apapun, untuk
mengusap air mata pun aku tak sanggup, terlalu sulit. Aku bodoh, bodoh karena
menangisimu yang tak sepantasnya aku tangisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar