Senin, 14 Januari 2013

Palsu



Degupan jantung yang terkesan mendadak ini menandakan akan suatu hal yang ingin terjadi, dan teryata benar, sebuah kabar tak baik terdengar di kedua telingaku. Bagaimana aku bisa bernafas dengan normal bila berita yang terdengar olehku adalah berita yang tidak lumrah ? berita yang membuat darahku tiba-tiba turun spanning dan merasa tubuh ini tak berdaya untuk berdiri. Tiba-tiba aku terduduk lemah dikursi kayu yang berada dibelakangku. Aku sedang mengatur hati agar tidak berantakan seperti pertama kali aku mendengarnya tadi. Aku menarik nafas dalam-dalam, lalu membuangnya dimulutku dengan membentuk huruf “O”. Lagi-lagi berita yang sama namun selalu menbuat hati ini terluka, Harapan Palsu.

                Harapan yang selama ini aku tujukan dan aku arahkan kepadanya ternyata berbuah sia-sia, perhatian dan cara ia memperlakukan aku layaknya seorang yang ia sayang ternyata cuma kepura-puraan semata. Menghabiskan waktu bersamanya sambil mengelilingi jalanan Pekanbaru sambil memakan makanan kesukaan kami setiap waktu ternyata cuma cara ia menarikku kedalam jebakan kepalsuan dirinya. 

Aku terlalu percaya padanya sehingga ke-terlalu percayaanku berubah menjadi ke-sakit-an yang aman mendalam, penyebabnya adalah dia lebih memilih Rosa, gadis manis berambut ikal yang masih berstatus adek kelas di sekolah tempat ia menuntut ilmu, gadis yang 3 tahun  lalu pernah mengisi relung hatinya, dan dengan rasa tidak berdosa dia mencampakkanku layaknya seperti sepatu usang yang sudah tak layak pakai kembali.

Dimana hatimu? Dimana perasaanmu? Dimana batinmu? Sehingga begitu mudah kau meninggalkanku dengan guratan-guratan kenangan yang telah kau ukir didalam hatiku. Tapi aku bisa apa? Hanya diam yang dapat aku lakukan, tidak mungkin aku menuntutmu atas apa yang telah kau lakukan padaku, karena kita memang tidak pernah berkomitmen untuk menjalin suatu hubungan, kita hanya dekat namun tak berstatus apa-apa. Pada akhirnya diam menjadi jawaban. Diamku bukan alas an, selain karena tidak punya hak terhadapmu, karena hatiku sudah mulai beku dengan keadaan yang selalu menuntun hati ini menuju jurang kesakitan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar